Ad

Membuat negara dengan merebut kekuasaan,itu bukan ajaran Rasul saw.



Assalamualaikum dan salam sejahtera untuk anda pembaca blog ini.

Kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari-hari anda,

Nabi saw telah bersabda : "Barangsiapa yg memisahkan diri sejengkal dari jamaah muslimin lalu mereka wafat dalam keadaan itu, maka mereka mati dalam kematian jahiliyah. (Shahih Bukhari).

Niat untuk mendirikan negara yg bersyariahkan islam yg mereka cita citakan tidak didasari dengan keluasan ilmu yg mendalam, karena Islam tidak pernah mengenal negara yg bersyariahkan islam, 

Khilafah islamiyah adalah untuk dunia, bukan untuk suatu negara, Rasul saw berhasil sukses dalam pengaturan dakwah dari Madinah, namun Rasul saw tak menamakan : NEGARA MADINAH, atau NEGARA MEKKAH, atau nama suatu negara, karena islam bukan untuk suatu negara, tapi untuk dunia.

Khalifah tidak pernah muncul dg kekerasan dan perebutan kekuasaan, Rasul saw adalah penguasa tertinggi islam yg berpusatkan di Madinah, namun Rasul saw tetap membiarkan Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai penguasa madinah, padahal ia adalah gembong munafik yg dilaknat Allah swt.

Rasul saw tidak merebut kekuasaan lalu bertahta sebagai pimpinan negara, beliau adalah pemimpin seluruh manusia, namun beliau saw mengajarkan bahwa islam tidak memperebutkan kekuasaan.

ketika seorang anshar berkata pada Rasul saw : Beri kami kekuasaan/jabatan wahai Rasulullah.., maka Rasul saw menjawab : Kami tidak memberikan kekuasaan/jabatan pada orang yg memintanya. (Shahih Bukhari).

Rasul saw bersabda : Taatlah pada pemimpin muslim kepada hal yg kalian sukai dan kalian tidak sukai, namun jika diperintah untuk berbuat dosa maka jangan ditaati perintah itu (Shahih Bukhari).

Rasul saw tidak pernah mengajarkan untuk merebut kekuasaan, walau pada pemipin yg zalim, selama ia muslim.


berkata Hudzaifah ibnul Yaman kepada Rasul saw : Wahai Rasulullah, kami dulu dalam kejahiliyahan dan kejahatan, lalu kini kami dalam hidayah dan kebaikan, namun apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan dan kejahatan?, 
Rasul saw : betul.
hudzaifah ra: lalu apakah setelah kejahatan itu akan muncul kebaikan lagi?
Rasul saw : betul
hudzaifah ra : apakah setelah kebaikan itu ada kejahatan lagi ?
Rasul saw : betul
Hudzaifah : bagaimana keadaan buruk saat itu?
Rasul saw : akan muncul para pemimpin setelahku, mereka tidak berjalan dengan petunjukku, dan tidak menjalankan sunnahku, dan akan muncul pada mereka manusia berhati syaitan dan bertubuh manusia,.
hudzaifah : bagaimana jika aku menemui masa itu wahai Rasulullah?, apa yg harus kuperbuat..??
Rasul saw : tetaplah taati penguasamu, walau ia mencambuk punggungmu dan merampas hartamu, tetaplah taat padanya. (Shahih Muslim).

Jelas sudah bahwa Rasul saw tidak mengajarkan pemberontakan apalagi perebutan kekuasaan walau pada pemimpin yg zalim selama ia muslim, karena Rasul saw memahami ketika muslimin memberontak pada pemimpin yg dhalim maka pemimpin itu akan membantai muslimin dan ulama, maka islam hancur sendiri dan membuat musuh islam tertawa senang, karena mereka tak perlu susah payah menghancurkan muslimin, karena muslimin sudah saling hantam dan orang baik serta ulama sudah dibantai dan dibunuh oleh penguasa muslimnya sendiri.

Inilah yg tidak diinginkan oleh Rasul saw, Rasul saw menginginkan muslimin bersabar jika ada pemimpin muslim yg jahat, namun tentunya para ulama menyiapkan generasi calon pemimpin pemimpin yg baik, yg kemudian bisa menggantikan si jahat, namun itu semua hanya bisa terjadi jika ulama banyak, dan tidak dimusuhi atau diperangi oleh penguasa yg zalim.

Sebagian saudara kita muslimin tidak faham hal ini, mereka ingin membuat negara dengan merebut kekuasaan, padahal itu bukan ajaran Rasul saw.



HUTANG

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Baginda s.a.w. bersabda: 

"Sesiapa yang menangguhkan hutang orang yang belum dapat membayarnya atau membebaskannya, pada hari kiamat kelak Allah s.w.t. akan menaunginya di bawah naungan Arasy, di mana pada hari tersebut tidak ada naungan kecuali naunganNya." 
(Hadis riwayat Imam Tirmizi).  



Kesimpulan Hadis:  



1- Galakan supaya bertolak ansur dengan orang yang berhutang sama ada secara menangguhkan tempoh pembayaran hutang ataupun secara membebaskannya dari kesemua hutang atau sebahagiannya sahaja.  

2- Kelebihan orang yang bertolak ansur dengan orang yang berhutang di mana dia akan mendapat ganjaran yang sangat besar dan mendapat balasan yang baik di akhirat kelak.  
3- Kelebihan mempermudahkan kepentingan orang lain dan menghulurkan bantuan kepada mereka serta harus berurusan dengan cara hutang.
© all rights reserved
made with by templateszoo